Welcome to my blog guys, hem
ngebaca judul di atas pasti pada penasaran kan apa sih yang mau Cek Noer bahas.
Yaap bener sieeh kali ini saya mau negbahas tentang nikah. Cie ciee, provokatif
banget yaak. Tapi nggak masalah kaan? Okay tenang, pasti pada penasaran kan,
atau malah ada berprasangka kalau Cek Noer sebenernya udah ngebet pengen nikah?
#jleeb. Kasih tau nggak yaaah? Okey fine, bakal di kasih tauu.
Menikah.... it’s so cool right! Siapa
sieh yang nggak merindukan hari bahagia itu. Bertemu dengan soulmate yang
dirindukan, kemudian bersatu dalam mahligai rumah tangga, menjalani hidup
berdua baik suka maupun duka. And .... terusin sendiri yaah.
Nah, kali ini saya bukan mau
ngebahas tentang gimana caranya cari jodoh yang soleh wa solehah atau gimana
caranya mempersiapkan diri sebelum menikah. Karena bahasan seperti ini sudah
banyak di lapak lain. Jadi, nanti bisa di baca sendiri yaaa. Tapi, kali ini
saya mau ngebahas tentang hal-hal yang bersifat praktis tentang walimarul ‘urs.
Wuiih, disimak yaaak, plis. #maksa mode on!
Analisa ini, (wuiih analisa
kayak peneliti aje), berawal dari pengalaman saya bertandang ke pesta
pernikahan teman-teman saya. Dari sekian pesta yang mereka laksanakan, ada
beberapa tempat yang cukup berkesan bagi saya. Yaaah, pasti yang berkesan itu
yang beda dari biasanya dan unik. Tapi bukan sembarang unik, namun di balik itu
ada ibroh (pelajaran) berharga yang bisa saya ambil. Diantaranya .....
Walimatul Ursy Nabilah, atau
biasa saya panggil Adek Cila, adik tingkat di Kampus. Nieh anak masih muda
bingit, waktu nikah kemarin usianya 19 tahun. Pada waktu itu saya masih
semester 5 dan dia semester 3. Sebenernya banyak yang menyayangkan atas
keputusannya untuk menikah muda. Karena nieh anak cukup berprestasi di kampus,
cantik, blasteran, de el el laah. Setelah saya ajak ngobrol-ngobrol ternyata
dia memberikan jawaban yang luar biasa, lebih dewasa dari usianya. Dia
memutuskan untuk menikah muda karena, 1. Di jodohin oleh orang tuanya,
berhubung si Cila keturunan Arab, jadi sangat biasa jika gadis seusianya sudah
dinikahkan, terlebih lagi dinikahkan dengan pria yang keturunan Arab juga. 2.
Kesadaran akan besarnya manfaat nikah muda, “Daripada pacaran yang penuh
dengan maksiat, lebih baik nikah muda, berpahala dan bahagia” #jleeb. Pas
di jawab itu, kesenggol banget daah guee. Sepakat deeh dek, buat yang satu itu.
3. “Cila nggak mau terlalu mengejar dunia, tapi Cila kepingin bahagia Dunia
dan Akhirat, dengan menjadi istri solehah salah satunya.” Aduuh, tambah
ketonjok deh guee. #cimiw
Tapi bukan cuma itu yang berkesan
bagi saya, yang lebih kece lagi yaitu ketika saya menghadiri pesta walimatul ‘urs
nya. Sesuai di kartu udangannya, disana ditulis kalau pestanya diadakan 2 kali,
pertama akad di rumah mempelai pria, dan yang kedua pesta khusus di rumah
mempelai wanita. Kebetulan saya tidak mengahadiri acara akad, tapi cuma menghadiri
undangan pesta kedua. Pas datang kesana, wuiih tamunya ibu-ibu semuaa. Jadi,
pada hari itu, acanyanya khusus untuk wanita, baik panitia maupun tamu semuanya
wanita. Dan hiburannya hanya ada #robbana dan khotbah dari ustadzah.
Dan yang berkesan lagi pas acara
makan-makan, tamu tidak perlu menghampiri meja prasmanan, karena semua makanan
sudah aman terkendali, maksudnya, tamu tidak perlu repot-repot kesana-kemari,
cukup duduk rapi di kursi, nanti makanannya ‘nasi samin’ akan diantar
oleh panitia. Jadi tinggal #lep dan kenyaang deeeh. Keren bangeet kaaan. Pengen
lagi ..... !
Nah yang kedua yaitu pernikahannya
sahabat saya, Mbak Mita. Mbak yang satu ini penuh dengan kejutan, nggak banyak
bunyi eeh tiba-tiba ngirim undangan, maklum dalam proses ta’aruf mah emang
nggak boleh banyak ‘bunyi’ sebelum resmi di khitbah. Sedikit dapet curhatan
dari Mbak Mita, dia kepingin pesta walimahnya nggak neko-neko. Yang sederhana
dan syar’i. Awalnya dia sedikit mengalami kesulitan untuk ‘mengkondisikan’
keluarganya. Karena keluarganya kepingin walimah Mbak Mita seperti orang
kebanyakan. Dengan prosesi adat Palembang, pelaminan, dan musik gitu. Tapi
Alhamdulillah dengan semangat dan tekad sekuat baja, akhirnya keluarganya bisa ‘ditakhlukkan’
walaupun tidak keseluruhan permintaannya terpenuhi. Nah, berikut negosiasi yang
berhasil dilakukan Mbak Mita kepada keluarganya. 1. Tempat duduk undangan
laki-laki dan perempuan dipisah (no ikhtilat). 2. Tidak ada hiburan musik orkes
dan sejenisnya. 3. Tempat duduk pengantin laki-laki dan pengantin perempuan di
pisah. 4. Akad atau ijab kabulnya dilaksanakan jam 7 pagi, hal ini bertujuan
supaya acara makan-makannya tidak kesiangan. Jadi, sebelum sholat zuhur acara
sudah selesai. Saluut deh buat Mbak Mita, banyak pelajaran yang dapat saya
ambil dari perjuangannya. Saya pun akan berusaha untuk melakukan hal yang sama,
bantu doanya yaak temans. Hihi
Oh iya temans, ada satu lagi yang
ingin saya share dan sedikit membuat saya gulau juga sebelumnya. Itu looh
tentang busana syar’i pengantin wanita. Awalnya saya bingung kriteria busana
syar’i untuk pengantin wanita itu seperti apa sih, apakah dengan gaun yang
lebar dan khimar yang panjang, ataukah pengantinnya tidak bermake-up, de el el.
Tapi alhmadulillah setelah banyak berdiskusi dengan para senior dan mencari
info di buku-buka serta internet, saya telah menemukan jawabannya.
Ternyata kriteria busana walimah
yang syar’i itu bukan sebatas gaun yang lebar, khimar yang panjang dan make-up
yang sederhana. Tapi ada esensi yang lebih penting daripada itu. Yaitu, tidak
ditampakkannya kecantikan pengantin wanita di depan laki-laki ajnabi (non
mahrom). Karena ketika seorang wanita menjadi pengantin, maka dia dalam
keadaan yang paling cantik dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Jadi,
sekalipun pengantin tersebut, pakaiannya tidak begitu longgar, khimarnya tidak
begitu panjang, dan make-up nya tebal (dengan syarat : tidak mencukur alis
dan bersanggul) namun si pengantin wanita hanya di pajang di hadapan
tamu-tamu wanita, itu tidak meyalahi syari’at sama sekali. InsyaAllah.
Nah, itulah hasil pengamatan yang
saya dapatkan dari pesta pernikahan sahabat-sahabat saya. Semoga bisa menjadi
referensi bagi temans-teman yang masih single. Semoga bermanfaat. See you!
Cek Noer
Palembang, 28 Agustus 2014