Kemarin, untuk kedua kalinya saya
bertatap muka dengan Ibu Rohil (Ketua HPI Sumsel) di Sekretariat KPA (Komisi
Penanggulangan HIV Aids Palembang). Oops, tapi jangan dikira saya sedang berurusan
dengan penyakit mengerikan itu yaa. Bahkan tidak ada hubungannya sama sekali.
Cuma kebetulan saja beliau sedang bertugas di kantor tersebut disamping
profesinya sebagai seorang dosen dan pramuwisata di Palembang.
Nah, urusan penting saya dengan
beliau adalah mengenai kepariwisataan. Saya berkonsultasi dengan beliau
dikarenakan keinginan saya untuk menjadi seorang pramuwisata di Kota Palembang.
Sebagai seorang pramuwisata senior dan lebih khususnya lagi sebagai Ketua
Himpunan Pramuwisata Indonesia (Sumsel), beliau sangat tepat untuk dijadikan
mentor atau konsultan. Karena untuk menjadi seorang pramuwisata yang
profesional selain memiliki wawasan di bidangnya tidak kalah penting juga harus
belajar dari orang-orang yang pernah berkecimpung di bidangnya.
Sekitar sebulan yang lalu, saya
bertemu dengan beliau. Sedikit berkonsultasi dan meminta wejangan mengenai
hal-hal apa saja yang harus saya persiapkan sebelum menjadi seorang pramuwisata
profesional. Dan untuk permulaan, beliau menyuruh saya untuk membuat sebuah
‘buku pintar’ yaitu notes kecil yang berisi informasi singkat mengenai
kepariwisataan di Palembang. Baik itu ODTW, Kuliner, Kesenian, dll. Selain itu
juga beliau menyuruh saya untuk mengunjungi Dinas Pariwisata Palembang untuk
meminta beberapa brosur, leaflet, atau majalah mengenai pariwisata di Kota
Palembang.
Setelah pertemuan tersebut, saya
bersegera mengerjakan apa yang beliau perintahkan. Yaitu membuat ‘buku pintar’
dan mengunjungi Kantor Dinas Pariwisata Palembang. Buku pintar tidak hanya di
buat, namun juga isinya harus di hapalkan di luar kepala. Nah itu yang menjadi
tantangannya. Karena bulan depannya beliau meminta saya untuk ‘menyetor’
hapalan saya tersebut. Nah ada kejadian lucu ketika saya mengunjungi Kantor
Dinas Pariwisata Palembang. Sebelumnya kantor ini bertempat di Museum SMB II,
tapi menjelang SEA GAMES 2011 kemarin kantor ini dipindahkan di JSC Information
Center (Komplek Dekranasda Jakabaring).
Waktu itu saya masih bekerja di
kantor SIMPLE PB. Dan ketika ada kesempatan saya meminta Yoan (Teman Kerja)
untuk menemani saya ke Kantor Dispar Palembang. Alhamdulillah dia mau. Dan
pergilah kami ke sana. Cukup sulit mencari kantornya, karena berada di dalam
komplek Dekranasda. Pas udah ketemu gedungnya, kami bingung kantornya yang mana,
karena besar sekali dan ada beberapa kantor disana. Pas lihat di pintu bagian
depan kok kosong, lalu ke tengah, kok kosong lagi, lalu kami ke belakang, eeeh
kok banyak pol pp. Waduuh, kantor pol pp ini, bukan kantor Dispar gerutuku.
Lalu ke belakang lagi, dan tempatnya sepi banget. Dan di sana ada anjungan dan
untungnya ketemu sama seorang bapak. Lalu kami tanya dimana kantor Dispar.
Beliau bilang yang ada di depan tadi. Loh kok jadi bingung, kok di depan tadi
kosong.
Muter lagi ke depan, naaah kebetulan
ada anak-anak seragam SMA lewat. Kami tanya tuh anak-anak. Oh ternyata,
kantornya ada di lantai atas. Pantes aja nggak ketemu. Tapi masih untung yaaah.
Hehe
Naiklah kami ke atas. Dan
ketemulah kantornya, pas pertama masuk bingung juga. Nih izinnya sama siapa
yaak. Kok nggak ada front office nya. Apa salah masuk pintu nieh. Woles aja
laah. Anggap aja kantor sendiri. Hihi. Pas masuk ngeliat satu ruangan kebuka.
Kesempatan nanya nih. Lalu dengan pe-denya kami bertanya dan dipersilahkan
masuk. Ada dua orang ibu-ibu yang kami temui, mereka menanyakan ada gerangan
apa datangnya kami kesini.
Dengan gaya diplomatis, belajar
dari pengalaman ketika ketemu pejabat kampus kemarin. Hehe. Sedikit bohong
sich, habis bingung mau ngasih alasan apa. Kami bilang aja kalo kami mahasiswa
Polsri mau mengerjakan penelitian dan hendak mencari beberapa informasi
mengenai kepariwisataan Palembang. Cukup panjang lebar kami menjelaskan ini dan
itu, dan tidak lupa saya menyebut-nyebut nama Ibu Rohil, Bapak Erman, untuk
meyakinkan mereka bahwa saya punya kedekatan dengan mereka (memang dekat
siih). Kebetulan ibu-ibu itu kenal dengan dua orang yang saya sebutkan tadi.
Tapi, setelah panjang lebar, salah seorang ibu berkata, “Dik, kalo untuk
informasi itu bukan disini tempatnya, ini ruang kepegawaian, kalo mau informasi
lengkap tentang pariwisata. Bisa ke ruang di sebelah sana. Ruang bagian
pemasaran.” Gubraak, eeh ibu mah, kalo saya salah masuk langsung aja di
bilangin dari awal, jadi kan saya nggak cape-cape bercerita panjang lebar.
Hadeeh.
Akhirnya kami ke ruangan
pemasaran. Dan alhamdulillah kami bertemu dengan Bapak Anto (Kepala Bidang
Pemasaran). Dan saya menjelaskan ini dan itu, dan tidak lupa juga
menyebut-nyebut nama Ibu Rohil dan Bapak Ermanrum adalah dosen saya. Haha. Ini
semacam intrik supaya kedatangan saya kesini dihargai, karena kalo saya datang
tanpa tahu asal usulnya. Biasanya tidak begitu di hargai. Tapi ketika saya
menyebut nama-nama orang penting, saya akan dipandang sebagai bagian dari orang-orang
penting tersebut. Ini ilmu yang saya dapat dari Manajer saya. Hehe. Kata orang
ini referensi namanya. Alhamdulillah Pak Anto memberikan kami bingkisan,
di dalamnya ada berbagai macam brosur, majalah, dan kaset mengenai informasi
pariwisata Paembang. Akhirnya dapat jugaaa yang saya inginkan.
Kembali lagi ke pertemuan kedua
saya dengan Ibu Rohil. Setelah dirasa cukup amunisi. Kemarin saya menemui
beliau lagi. Dan memberikan laporan atas apa yang telah saya kerjakan. Buku
pintar beres, Kantor Dispar beres. Lalu saya tunjukkan kepada beliau ‘buku
pintar’ tersebut beserta brosur-brosur yang saya dapatkan dari Dispar. “Apakah
ada lagi Bu yang bisa saya kerjakan?”. Pertanyaan itu saya ajukan untuk
menunjukkan keseriusan saya kepada beliau. Eeh ibu-nya malah bingung. “Apa lagi
yaa. Kalo menurut ibu sudah cukup sih Nur, berarti tinggal prakteknya aja yaa.”
Hehe
Sambil senyum-senyum saya merayu,
“Iya ya Bu, kira-kira kapan ya saya bisa prakteknya, hehe.” Beliau kembali
menjawab, “Oh iya Nur, kemarin Ibu sudah menghubungi Pak Iwan. Beliau bersedia
untuk membimbing kamu. Tapi Ibu lagi nunggu kabarnya aja, kapan dia bisa ngajak
kamu praktek ke lapangan mendampingi tamu.” Dalem hati saya ngareeep banget
bisa sesegera mungkin praktek ke lapangan. Karena udah kepengen banget. Sudah
lama saya tak menyentuh dunia ini setelah selesai kuliah kemarin. Padahal
selagi di kampus kemarin saya cukup aktif berpartisipasi di berbagai event.
Semasa kuliah saya sering DW di hotel, jadi LO SEA GAMES dan Event Nasional,
jadi Guide, bahkan jadi turis pun pernah. Saya tidak ingin ilmu dan skill yang
saya dapatkan di kampus, tidak terpakai. Terlebih lagi saya memang punya
passion besar di bidang ini. Saya sangaat tidak berharap mendapatkan pekerjaan
di luar bidang kuliah dan passion saya. Karena itu akan sangat menguras tenaga
dan pikiran, sayang kan kalo tidak terpakai. Sebagai Alumnus Jurusan Bahasa
Inggris Pariwisata Politeknik Negeri Sriwijaya. Saya ingin mendedikasikan diri
saya untuk kemajuan dunia pariwisata di Sumsel dan Kota Palembang khususnya.
Dan hingga detik ini saya masih
berharap dan menunggu kabar dari Ibu Rohil, Bapak Iwan atau Bapak Abdul Latif,
apakah saya bisa menjadi the next tour guide at Palembang City?
Nantikan jawabannya pada tulisan
saya selanjutnya. LANJUT atau TIDAK !
Thanks for visiting.
Penulis : Cek Noer
Rabu, 21 Mei 2014