Rabu, 21 Mei 2014

One Step Closer






Kemarin, untuk kedua kalinya saya bertatap muka dengan Ibu Rohil (Ketua HPI Sumsel) di Sekretariat KPA (Komisi Penanggulangan HIV Aids Palembang). Oops, tapi jangan dikira saya sedang berurusan dengan penyakit mengerikan itu yaa. Bahkan tidak ada hubungannya sama sekali. Cuma kebetulan saja beliau sedang bertugas di kantor tersebut disamping profesinya sebagai seorang dosen dan pramuwisata di Palembang.

Nah, urusan penting saya dengan beliau adalah mengenai kepariwisataan. Saya berkonsultasi dengan beliau dikarenakan keinginan saya untuk menjadi seorang pramuwisata di Kota Palembang. Sebagai seorang pramuwisata senior dan lebih khususnya lagi sebagai Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (Sumsel), beliau sangat tepat untuk dijadikan mentor atau konsultan. Karena untuk menjadi seorang pramuwisata yang profesional selain memiliki wawasan di bidangnya tidak kalah penting juga harus belajar dari orang-orang yang pernah berkecimpung di bidangnya.

Sekitar sebulan yang lalu, saya bertemu dengan beliau. Sedikit berkonsultasi dan meminta wejangan mengenai hal-hal apa saja yang harus saya persiapkan sebelum menjadi seorang pramuwisata profesional. Dan untuk permulaan, beliau menyuruh saya untuk membuat sebuah ‘buku pintar’ yaitu notes kecil yang berisi informasi singkat mengenai kepariwisataan di Palembang. Baik itu ODTW, Kuliner, Kesenian, dll. Selain itu juga beliau menyuruh saya untuk mengunjungi Dinas Pariwisata Palembang untuk meminta beberapa brosur, leaflet, atau majalah mengenai pariwisata di Kota Palembang.

Setelah pertemuan tersebut, saya bersegera mengerjakan apa yang beliau perintahkan. Yaitu membuat ‘buku pintar’ dan mengunjungi Kantor Dinas Pariwisata Palembang. Buku pintar tidak hanya di buat, namun juga isinya harus di hapalkan di luar kepala. Nah itu yang menjadi tantangannya. Karena bulan depannya beliau meminta saya untuk ‘menyetor’ hapalan saya tersebut. Nah ada kejadian lucu ketika saya mengunjungi Kantor Dinas Pariwisata Palembang. Sebelumnya kantor ini bertempat di Museum SMB II, tapi menjelang SEA GAMES 2011 kemarin kantor ini dipindahkan di JSC Information Center (Komplek Dekranasda Jakabaring).

Waktu itu saya masih bekerja di kantor SIMPLE PB. Dan ketika ada kesempatan saya meminta Yoan (Teman Kerja) untuk menemani saya ke Kantor Dispar Palembang. Alhamdulillah dia mau. Dan pergilah kami ke sana. Cukup sulit mencari kantornya, karena berada di dalam komplek Dekranasda. Pas udah ketemu gedungnya, kami bingung kantornya yang mana, karena besar sekali dan ada beberapa kantor disana. Pas lihat di pintu bagian depan kok kosong, lalu ke tengah, kok kosong lagi, lalu kami ke belakang, eeeh kok banyak pol pp. Waduuh, kantor pol pp ini, bukan kantor Dispar gerutuku. Lalu ke belakang lagi, dan tempatnya sepi banget. Dan di sana ada anjungan dan untungnya ketemu sama seorang bapak. Lalu kami tanya dimana kantor Dispar. Beliau bilang yang ada di depan tadi. Loh kok jadi bingung, kok di depan tadi kosong.

Muter lagi ke depan, naaah kebetulan ada anak-anak seragam SMA lewat. Kami tanya tuh anak-anak. Oh ternyata, kantornya ada di lantai atas. Pantes aja nggak ketemu. Tapi masih untung yaaah. Hehe

Naiklah kami ke atas. Dan ketemulah kantornya, pas pertama masuk bingung juga. Nih izinnya sama siapa yaak. Kok nggak ada front office nya. Apa salah masuk pintu nieh. Woles aja laah. Anggap aja kantor sendiri. Hihi. Pas masuk ngeliat satu ruangan kebuka. Kesempatan nanya nih. Lalu dengan pe-denya kami bertanya dan dipersilahkan masuk. Ada dua orang ibu-ibu yang kami temui, mereka menanyakan ada gerangan apa datangnya kami kesini.

Dengan gaya diplomatis, belajar dari pengalaman ketika ketemu pejabat kampus kemarin. Hehe. Sedikit bohong sich, habis bingung mau ngasih alasan apa. Kami bilang aja kalo kami mahasiswa Polsri mau mengerjakan penelitian dan hendak mencari beberapa informasi mengenai kepariwisataan Palembang. Cukup panjang lebar kami menjelaskan ini dan itu, dan tidak lupa saya menyebut-nyebut nama Ibu Rohil, Bapak Erman, untuk meyakinkan mereka bahwa saya punya kedekatan dengan mereka (memang dekat siih). Kebetulan ibu-ibu itu kenal dengan dua orang yang saya sebutkan tadi. Tapi, setelah panjang lebar, salah seorang ibu berkata, “Dik, kalo untuk informasi itu bukan disini tempatnya, ini ruang kepegawaian, kalo mau informasi lengkap tentang pariwisata. Bisa ke ruang di sebelah sana. Ruang bagian pemasaran.” Gubraak, eeh ibu mah, kalo saya salah masuk langsung aja di bilangin dari awal, jadi kan saya nggak cape-cape bercerita panjang lebar. Hadeeh.

Akhirnya kami ke ruangan pemasaran. Dan alhamdulillah kami bertemu dengan Bapak Anto (Kepala Bidang Pemasaran). Dan saya menjelaskan ini dan itu, dan tidak lupa juga menyebut-nyebut nama Ibu Rohil dan Bapak Ermanrum adalah dosen saya. Haha. Ini semacam intrik supaya kedatangan saya kesini dihargai, karena kalo saya datang tanpa tahu asal usulnya. Biasanya tidak begitu di hargai. Tapi ketika saya menyebut nama-nama orang penting, saya akan dipandang sebagai bagian dari orang-orang penting tersebut. Ini ilmu yang saya dapat dari Manajer saya. Hehe. Kata orang ini referensi namanya. Alhamdulillah Pak Anto memberikan kami bingkisan, di dalamnya ada berbagai macam brosur, majalah, dan kaset mengenai informasi pariwisata Paembang. Akhirnya dapat jugaaa yang saya inginkan.

Kembali lagi ke pertemuan kedua saya dengan Ibu Rohil. Setelah dirasa cukup amunisi. Kemarin saya menemui beliau lagi. Dan memberikan laporan atas apa yang telah saya kerjakan. Buku pintar beres, Kantor Dispar beres. Lalu saya tunjukkan kepada beliau ‘buku pintar’ tersebut beserta brosur-brosur yang saya dapatkan dari Dispar. “Apakah ada lagi Bu yang bisa saya kerjakan?”. Pertanyaan itu saya ajukan untuk menunjukkan keseriusan saya kepada beliau. Eeh ibu-nya malah bingung. “Apa lagi yaa. Kalo menurut ibu sudah cukup sih Nur, berarti tinggal prakteknya aja yaa.” Hehe

Sambil senyum-senyum saya merayu, “Iya ya Bu, kira-kira kapan ya saya bisa prakteknya, hehe.” Beliau kembali menjawab, “Oh iya Nur, kemarin Ibu sudah menghubungi Pak Iwan. Beliau bersedia untuk membimbing kamu. Tapi Ibu lagi nunggu kabarnya aja, kapan dia bisa ngajak kamu praktek ke lapangan mendampingi tamu.” Dalem hati saya ngareeep banget bisa sesegera mungkin praktek ke lapangan. Karena udah kepengen banget. Sudah lama saya tak menyentuh dunia ini setelah selesai kuliah kemarin. Padahal selagi di kampus kemarin saya cukup aktif berpartisipasi di berbagai event. Semasa kuliah saya sering DW di hotel, jadi LO SEA GAMES dan Event Nasional, jadi Guide, bahkan jadi turis pun pernah. Saya tidak ingin ilmu dan skill yang saya dapatkan di kampus, tidak terpakai. Terlebih lagi saya memang punya passion besar di bidang ini. Saya sangaat tidak berharap mendapatkan pekerjaan di luar bidang kuliah dan passion saya. Karena itu akan sangat menguras tenaga dan pikiran, sayang kan kalo tidak terpakai. Sebagai Alumnus Jurusan Bahasa Inggris Pariwisata Politeknik Negeri Sriwijaya. Saya ingin mendedikasikan diri saya untuk kemajuan dunia pariwisata di Sumsel dan Kota Palembang khususnya.

Dan hingga detik ini saya masih berharap dan menunggu kabar dari Ibu Rohil, Bapak Iwan atau Bapak Abdul Latif, apakah saya bisa menjadi the next tour guide at Palembang City?

Nantikan jawabannya pada tulisan saya selanjutnya. LANJUT atau TIDAK !
Thanks for visiting.


Penulis : Cek Noer
Rabu, 21 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar