Selasa, 08 Juli 2014

DUNIA TANPA LELAKI









Dunia Tanpa Lelaki . . . tak terhitung sudah berapa kali saya mendengar kata-kata ini dari bibir manis sahabat saya, Kak Dezrina. Dunia yang mengantarkan ia pada titik nadirnya, dunia yang memutarbaikkan rotasi hidupnya, dunia yang mengantarkan ia kepada dunia yang baru.

Dunia Tanpa Lelaki, yang kukira adalah dunia kekecewaan wanita terhadap kekasihnya, dunia kesedihan seorang anak atas kepergian ayahnya, atau dunia kaum pecinta sesama wanita.

Namun, dugaan saya salah, Dunia Tanpa Lelaki adalah dunianya para wanita yang bersatu di bawah langit-langit asa. Dunia yang penuh dengan aturan dan kedisiplinan. Dunia yang menjauhkan mereka dari hiruk-pikuk dunia. Dunia yang menciptakan warnanya sendiri.

Pondok Pesantren?? Asrama Putri?? Yaa, namun ini bukanlah ponpes biasa. Ini adalah ponpes yang sangat spesial. Mereka bukanlah para santriwati yang ingin menghapalkan 30 juz Al-Qur’an, mereka juga bukan santriwati yang dicipta untuk menjadi seorang mubalighah. Tidak, tidak sejauh itu. Yang mereka harapkan hanya satu. Kapan mereka bisa keluar dari ponpes itu secepatnya.

Bukan, bukan karena santriwati itu tidak mampu mengejar target hapalannya. Atau karena mereka bosan dengan pelajaran disana. Tapi, karena mereka ingin kembali ke dunia nya semula. Dunia dimana mereka dapat merasakan kehangatan kasih dan cinta keluarganya. Dunia dimana mereka dapat tertawa riang tanpa harus meninggalkan sesak di dadanya.

Pintu besi, ini bukanlah sembarang pintu. Pintu ini adalah saksi bisu para santriwati disana. Pintu yang menjadi saksi atas kesedihan dan kebahagiaan para santriwati. Pintu yang tidak hanya memisahkan jasad, namun juga memisahkan jiwa mereka dari dunia luar.

Betapa tidak, ketika mereka masuk ke dalam pintu besi itu, dan menjadi penghuni ponpes itu, seketika dunia akan menyebutnya sebagai seorang narapidana. Tidak ada, tidak ada satu orang pun yang menginginkan untuk menjadi seorang narapidana ! Namun, inilah dunia itu, Dunia Tanpa Lelaki.

***

SELANGKAH LEBIH DEKAT

Alhamdulillah, hari ini Sabtu, 05 Juli 2014, merupakan hari yang bersejarah bagi kami, Tim Solidaritas Peduli Jilbab Palembang dan Tim GSSI. Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, kami dapat bersilaturahim kepada para penghuni LAPAS Wanita Klas 2 Palembang. Tempat dimana Kak Dezrina berinstrospeksi diri selama 25 bulan.
Pada awal masuk, saya cukup ‘terkesima’, karena saya tidak pernah menyangka bisa masuk ke tempat yang banyak ditakuti orang ini. Tempat yang hanya saya kenal dari sinetron dan film yang menggambarkan bahwa penjara adalah tempat yang sangat mengerikan.

Namun setelah saya masuk ke dalam, prasangka saya berubah. Semua ini tidak seperti yang saya pikirkan. Tidak ada penyiksaan, tidak ada pengeroyokan, dan tidak ada tangisan. Yang tampak adalah senyum-senyum manis dan sapaan hangat dari para penghuni lapas. Walaupun mata mereka tak bisa bohong bahwa mereka menyimpan luka di dalam dada.

Pada kesempatan ini saya diamanahkan menjadi MC Acara oleh TIM SPJ, awalnya saya sedikit grogi karena saya khawatir akan melakukan kesalahan dalam berucap. Karena sebelumnya saya tidak pernah berbicara didepan para narapidana. Tapi alhamdulillah, pada sesi kedua saya sudah bisa mengontrol grogi saya, karena saya terharu dengan tatapan mereka yang begitu antusias memperhatikan apa yang kami sampaikan.

Menatap wajah teduh mereka, saya hampir menangis, teringat ibu dirumah, sedih karena mereka tidak bisa merasakan seperti apa yang kami rasakan. Mereka, yang seharusnya berceloteh dengan anak-anak mereka, sahur bersama, buka bersama, tarawih bersama. Sebuah kesempatan manis yang sangat dirindukan oleh setiap keluarga. Tapi apa daya, takdir Allah berkata lain. Semoga Allah mengangkat derajat mereka atas kesabarannya.

Acara ini diawali dengan tilawah Al-Qur’an yang dibacakan oleh salah satu penghuni lapas. MasyaAllah, tilawahnya bagus sekali. Hati ini berkata, rasanya tidak pantas orang seperti ini menjadi penghuni disini. Lebih tepat beliau menjadi seorang guru ngaji.

Lalu, sambutan dari Kak Dezrina, selaku alumni dari lapas ini. Beliau menyampaikan motivasi kepada para penghuni lapas agar tetap bersabar dalam menjalani masa tahanan disini. Satu pesan yang paling menarik dari Kak Dez yaitu, jika mereka telah keluar dari lapas ini. Jangan pernah melupakan teman-teman yang masih berada dilapas. Kunjungi, dan berikan bantuan sesuai kemampuan.

Kemudian sambutan dari Tim GSSI yang diwakili oleh Mbak Ratna. Seharusnya setelah ini yaitu sambutan dari Kalapas, namun karena ada sedikit kendala, kesempatan langsung diberikan kepada KH. Abdul Karim Subki yang tidak lain adalah paman Kak Dezrina untuk menyampaikan ceramah.

Alhamdulillah, tema ceramah yang di ambil oleh Sang Ustadz sangat tepat dengan keadaan para penghuni lapas, yaitu mengenai kisah Nabi Yusuf, seperti kita ketahui bahwa Nabi Yusuf pun pernah mendekam di dalam penjara. Kemudian berkat kesalehannya, Allah SWT mengangkat derajatnya dan menjadikan ia seorang Raja. Selain menyampaikan ceramah Ustadz juga memimpin do’a bersama.

Selanjutnya, kami memberikan kesempatan kepada Ibu Endang yang mewakili sambutan Kalapas. Dan disusul oleh sambutan Ketua Umum Gerakan Seribu Sehari (GSSI), Kak David. GSSI adalah sebuah gerakan sosial yang mengajak masyarakat untuk bersedekah. Kemudian GSSI akan menyalurkan donasi dari para donatur kepada orang-orang yang membutuhkan, salah satunya contohnya di lapas ini.

***

BUKA BERSAMA

Akhirnya waktu berbuka tiba. Kurma, kolak, dan secangkir air putih adalah menu ta’jil kami kali ini. Sederhana namun penuh dengan cinta. Hehe. Kemudian kami sholat berjamaah bersama para pengehuni lapas. Lalu memberikan donasi kepada para penghuni lapas.

Alhamdulillah, kami menyadari bahwa kehadiran kami disini tidak begitu memberikan banyak perubahan terhadap keadaan mereka. Namun setidaknya, kami bisa memberikan semangat kepada mereka bahwa masih banyak orang-orang yang menyayangi mereka dan mengharapkan kehadiran mereka untuk kembali ditengah-tengah keluarganya. Dan kami juga mendapatkan banyak pelajaran dari kunjungan kami hari ini. Yaitu untuk lebih banyak bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kami, dan bersabar apabila mendapat ujian.

Ada momen yang cukup menarik setelah kami keluar dari pintu besi, seketika kakak-kakak GSSI mengeluarkan banyak makanan ta’jil dari mobilnya. Wah-wah ternyata mereka bawa banyak bekal, kebetulan perut saya masih laper, langsung deh merapat untuk meminta apa yang bisa disantap, eh tapi ternyata bukan hanya saya yang laper, temen-temen yang lain juga. Lengkaplah hari ini, buka bersama duduk lesehan di depan pintu lapas. Kereeen!

Pasti semua pada penasaran apa yang menyebabkan Kak Dezrina bisa masuk kedalam lapas ini. Silahkan anda follow facebooknya ‘Dezrina Ribhun’ atau twitternya @twelvedezrina. Oh iya, belum lama ini Kak Dez telah mengeluarkan buku antologinya yang berjudul ‘Dunia Tanpa Lelaki’. Kisah menarik para wanita dibalik jeruji besi. Don’t miss it !


Palembang, 05 Juli 2014
Salam Manis : Cek Noer

1 komentar: