Hari ini kami melaksanakan acara
yang di rapatkan kemarin “Workshop Motivasi STIFIn bersama SIT Auladi
Palembang.” Acara rencananya dimulai jam 8, tapi biasalah di Indonesia pasti
mundur. Hehe
Nah hari ini, saya diperintahkan
untuk menjaga Stand STIFIn di teras Aula, jadi saya bertugas melayani peserta
kalau ada yang mau mengambil hasil tes siswa waktu itu dan atau baru mau
melakukan tes sidik jari STIFIn.
Pada awal workshop dibuka dengan
sambutan Kepala Sekolah a.k.a Ust. Ridwan, selanjutnya ada persembahan dari
siswa Auladi yaitu tari Zapin Bahari dan tari Intifadha Rabbani. Nah ada
kejadian lucu nich pada saat adik-adik tersebut menari Zapin Bahari, ketika
mereka menari ada gerakan membentuk garis memanjang. Nah kemudian temen mereka
yang paling belakang ‘kejepit’ ke dinding karena temen yang depannya tidak
memeberikan ruang, padahal temen mereka yang paling depan masih memiliki space
yang luas untuk maju. Dan penonton alias orang tua pun tertawa melihat adik
kecil yang berada di pasisi paling belakang yang berapa kali terjepit karena
teman-temannya yang ada di depan. Dan teman-temannya di depan dengan ‘innocent’
nya seolah tidak terjadi apa-apa terhadap teman yang ada di belakangnya.
Sungguh terlalu, tapi yaaa namanya juga anak-anak. Lucu.
Kemudian coffee-break dan saya
kembali ke stand saya. Dan saya pun melayani ibu-ibu yang mau mengambil hasil
sidik jari anaknya. Nah pada saat coffee-break, stand kami belum begitu ramai,
namun pas setelah istirahat makan siang. It’s crowded banget, sedikit pusing
dan lucu mengahadapi ibu-ibu tersebut. Ada yang mau ini, ada yang mau itu, kudu
sabar banget mengahadapinya. Ada ibu yang mau minta buku STIFIn, tapi okelah
dikasih bukunya, bagi yang sudah menyelesaikan administrasi-nya. Hehe
Nah pas saya sedang melayani tamu
ibu-ibu, kemudian datanglah seorang ibu-ibu paruh baya yang membawa seorang
anak gadis yang berusia sekitar 13 tahun. Beliau meminta anak gadisnya ini di
tes sidik jari, karena belum mengambil sidik jari. Oh ternyata adik tersebut
bukan siswa SIT Auladi. Lalu sang ibu pun bertanya kepada saya kapan bisa
mengambil hasilnya, saya pun menjawab, “Oh bisa secepatnya bu yang penting
sudah menyelesaikan adiministrasinya”, sambil tersenyum. Sang bunda pun
menjawab, “Oh mudahlah itu dik, nanti saya bayar semuanya, sambil
tersenyum-senyum.” Dalem hati saya berujar, wah beda banget jawaban ibu yang
satu ini.
Sebenarnya, dari tadi saya
penasaran dengan Bunda yang satu ini. Kayaknya wajah beliau nggak asing lagi,
kayak pernah lihat tapi dimana yaak. Mencoba mengingat. Tapi belum ketemu juga.
Dan ketika makan siang beliau mengajak saya untuk makan siang aja dulu,
istirahat dulu. Wah ibu ini kayak panitia aja yang ngomong kayak gitu.
Bunda-nya ramah juga ya, kayaknya enak nieh kalo diajak ngobrol.
Setelah acara menjelang selesai,
saya pun bertanya kepada Pak Irfan, “Pak, Bunda yang pake kerudung cokelat
tadi, istrinya Ustadz Ridwan bukan?” Dan beliaupun menjawab, “Iya.” MasyaAllah,
pastes aja beliau tadi bilang mau bayar biaya STIFIn semuanya, lah wong beliau
adalah istri sang kepala sekolah, dan pantes aja beliau menyuruh saya istirahat,
lah wong beliau istri orang yang punya acara. Haha baru nyambuung saya.
Sebenernya sich udah ada firasat dari tadi, tapi takut salah tebak aja.
Dan acarapun selesai.
Beres-beres. Dan tim STIFin pun terakhir kali pulang. Disaat semua peserta dan panitia
SIT Auladi sudah pulang duluan kecuali Mbak Irma, (Istri Kak Ijal). Haha,
padahal seharusnya dimana-mana panitia harus pulang paling akhir yaak. Heheh
Sabtu, 26/04/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar