Sabtu, 26 April 2014

Selangkah Lebih Dekat




Hari ini kami melaksanakan acara yang di rapatkan kemarin “Workshop Motivasi STIFIn bersama SIT Auladi Palembang.” Acara rencananya dimulai jam 8, tapi biasalah di Indonesia pasti mundur. Hehe

Nah hari ini, saya diperintahkan untuk menjaga Stand STIFIn di teras Aula, jadi saya bertugas melayani peserta kalau ada yang mau mengambil hasil tes siswa waktu itu dan atau baru mau melakukan tes sidik jari STIFIn.

Pada awal workshop dibuka dengan sambutan Kepala Sekolah a.k.a Ust. Ridwan, selanjutnya ada persembahan dari siswa Auladi yaitu tari Zapin Bahari dan tari Intifadha Rabbani. Nah ada kejadian lucu nich pada saat adik-adik tersebut menari Zapin Bahari, ketika mereka menari ada gerakan membentuk garis memanjang. Nah kemudian temen mereka yang paling belakang ‘kejepit’ ke dinding karena temen yang depannya tidak memeberikan ruang, padahal temen mereka yang paling depan masih memiliki space yang luas untuk maju. Dan penonton alias orang tua pun tertawa melihat adik kecil yang berada di pasisi paling belakang yang berapa kali terjepit karena teman-temannya yang ada di depan. Dan teman-temannya di depan dengan ‘innocent’ nya seolah tidak terjadi apa-apa terhadap teman yang ada di belakangnya. Sungguh terlalu, tapi yaaa namanya juga anak-anak. Lucu.

Kemudian coffee-break dan saya kembali ke stand saya. Dan saya pun melayani ibu-ibu yang mau mengambil hasil sidik jari anaknya. Nah pada saat coffee-break, stand kami belum begitu ramai, namun pas setelah istirahat makan siang. It’s crowded banget, sedikit pusing dan lucu mengahadapi ibu-ibu tersebut. Ada yang mau ini, ada yang mau itu, kudu sabar banget mengahadapinya. Ada ibu yang mau minta buku STIFIn, tapi okelah dikasih bukunya, bagi yang sudah menyelesaikan administrasi-nya. Hehe

Nah pas saya sedang melayani tamu ibu-ibu, kemudian datanglah seorang ibu-ibu paruh baya yang membawa seorang anak gadis yang berusia sekitar 13 tahun. Beliau meminta anak gadisnya ini di tes sidik jari, karena belum mengambil sidik jari. Oh ternyata adik tersebut bukan siswa SIT Auladi. Lalu sang ibu pun bertanya kepada saya kapan bisa mengambil hasilnya, saya pun menjawab, “Oh bisa secepatnya bu yang penting sudah menyelesaikan adiministrasinya”, sambil tersenyum. Sang bunda pun menjawab, “Oh mudahlah itu dik, nanti saya bayar semuanya, sambil tersenyum-senyum.” Dalem hati saya berujar, wah beda banget jawaban ibu yang satu ini.

Sebenarnya, dari tadi saya penasaran dengan Bunda yang satu ini. Kayaknya wajah beliau nggak asing lagi, kayak pernah lihat tapi dimana yaak. Mencoba mengingat. Tapi belum ketemu juga. Dan ketika makan siang beliau mengajak saya untuk makan siang aja dulu, istirahat dulu. Wah ibu ini kayak panitia aja yang ngomong kayak gitu. Bunda-nya ramah juga ya, kayaknya enak nieh kalo diajak ngobrol.

Setelah acara menjelang selesai, saya pun bertanya kepada Pak Irfan, “Pak, Bunda yang pake kerudung cokelat tadi, istrinya Ustadz Ridwan bukan?” Dan beliaupun menjawab, “Iya.” MasyaAllah, pastes aja beliau tadi bilang mau bayar biaya STIFIn semuanya, lah wong beliau adalah istri sang kepala sekolah, dan pantes aja beliau menyuruh saya istirahat, lah wong beliau istri orang yang punya acara. Haha baru nyambuung saya. Sebenernya sich udah ada firasat dari tadi, tapi takut salah tebak aja.

Dan acarapun selesai. Beres-beres. Dan tim STIFin pun terakhir kali pulang. Disaat semua peserta dan panitia SIT Auladi sudah pulang duluan kecuali Mbak Irma, (Istri Kak Ijal). Haha, padahal seharusnya dimana-mana panitia harus pulang paling akhir yaak. Heheh

Sabtu, 26/04/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar